ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Kiat sukses budidaya jagung manis organik |
Budidaya jagung manis (Zea mays saccharata) lebih rentan
dari serangan hama dan penyakit dibanding jagung biasa. Namun dari sisi
nilai jual, jagung manis menawarkan harga yang lebih baik sehingga animo
budidaya jagung manis tak pernah surut. Karena sifatnya yang bisa
dikonsumsi langsung seperti jagung bakar atau jagung rebus, pasar jagung
manis terbuka sampai ke tingkat retail.
Jagung manis berkembang dari tipe jagung biasa jenis dent dan flint.
Pada jagung manis terjadi mutasi gen resesif yang menghambat perubahan
gula menjadi pati. Kadar gula pada jagung manis meningkat mulai hari
ke-5 hinggan hari ke-15.
Budidaya jagung manis bisa dilakukan dalam kisaran iklim yang luas.
Tanaman ini memiliki tingkat adaptasi yang tinggi. Di Indonesia jagung
manis bisa dibudidayakan mulai dari dataran rendah hingga pengunungan
dengan ketinggian 1.800 meter dpl bahkan dibelahan dunia lain bisa
tumbuh pada 3.000 meter dpl. Suhu optimum untuk pertumbuhan jagung manis
adalah 21-27oC, pada masa perkecambahan benih 23-27oC. Secara teori budidaya jagung manis bisa tumbuh di atas tanah dengan tingkat keasaman 5-8 pH.
Budidaya jagung manis tidak akan maksimal apabila kebutuhan hara
tidak tercukupi. Tanaman ini memerlukan unsur nitrogen (N) dalam jumlah
besar. Namun pemberian pupuk harus memperhatikan keseimbangan antara
nitrogen, kalium (K) dan pospat (P).
Pengolahan lahan secara organik
Budidaya jagung manis bisa ditanam di lahan bekas sawah secara
langsung atau bisa dibuat bedengan. Apabila lahan yang dipakai bekas
sawah, usahakan agar lahan tidak tergenang air. Bedengan pada tanaman
jagung berfungsi untuk mengatur saluran drainase. Bedengan bisa dibuat
dengan ukuran lebar 1 meter dan tinggi 20-30 cm. Atur jarak antar
bedengan sebesar 30 cm. Dalam satu bedeng bisa ditanam dua larik
tanaman.
Pemupukan dasar untuk budidaya jagung manis organik sebaiknya
campuran dari pupuk kotoran ayam dengan kotoran sapi atau kambing dengan
komposisi 1:1. Pupuk kotoran ayam memberikan kadar N yang banyak dan
lebih cepat terurai, sedangkan pupuk kotoran sapi atau kambing lebih
kaya akan K dan P. Kebutuhan pupuk dengan metode organik adalah sekitar 5
ton per hektar.
Penanaman dan perawatan
Penanaman jagung manis paling efektif dengan cara ditugal. Buatlah
lubang sedalam 2-3 cm kemudian masukan 2 butir benih jagung. Setelah itu
tutup dengan tanah dan kompos, kemudian siram agar kelembaban tanah
terjaga. Kebutuhan benih budidaya jagung manis adalah 8 kg per hektar.
Jarak tanam pada budidaya jagung manis adalah 60-75 cm. Jarak tanam
ini mengikuti jumlah populasi ideal tanaman. Budidaya jagung manis akan
munai hasil baik dengan menjaga populasi tanaman sebanyak 34.000-37.000
tanaman per hektar.
Pengendalian hama dan penyakit
Hama yang banyak ditemukan dalam budidaya jagung manis antara lain
penggerek, penggerek tongkol, belalang, kutu daun dan tikus. Berikut
sifat-sifat hama pada tanman jagung manis:
- Penggerek batang jagung (O. furnacalis), hama ini menyerang tanaman pada vase vegetatif maupun generatif. Kerusakan tanaman terjadi karena larva menggerek bagian batang tanaman untuk mendapatkan makanan. Penggerek batang jagung bisa dikendalikan secara teknis dengan mengatur rotasi tanam seperti dengan kedelai dan kacang tanah. Selain itu bisa juga dengan dengan memotong bunga jantan dan menerapkan waktu tanam yang tepat. Pembasmian hayati dengan memanfaatkan musuh alami seperti Trichogramma spp. atau predator alami Euborellia annulata yang memangsa larva.
- Ulat Tongkol (H. armigera), hama ini menyerang tongkol jagung. Pada awalnya imago meninggalkan telur pada rambut-rambut jagung. Setelah larva tumbuh akan masuk kedalam tongkol. Hama ini mempunyai kebiasaan berpindah-pindah, sehingga kerusakan yang ditimbulkan pada tongkol jagung bisa lebih banyak dibanding jumlah larvanya. Pencegahan terhadap hama ini adalah dengan menerapkan pengolahan tanah yang baik. Pengolahan tanah yang akan mengurangi populasi ulat tongkol berikutnya. Musuh utama dari hama ini adalah Trichogramma spp. yang merupakan parasit telur dan Eriborus argentiopilosa parasit pada larva muda.
- Kutu Daun (R. maidis), hama ini mengeluarkan embun madu pada daun yang berubah menjadi jelaga warna hitam. Noda-noda tersebut akan menghambat daun melakukan fotosintesis. Musuh alami hama ini adalah Lysiphlebus mirzai, Coccinella sp. dan Micraspis sp. Kultur teknis yang bisa dilakukan untuk menghindari serangan hama ini dengan melakukan polikultur tanaman atau menumpangsarikan jagung manis dengan tanaman lain.
- Belalang (Oxya spp.), hama ini banyak berkembang didataran rendah yang berupa padang rumput atau pesawahan. Beberapa musuh alami belalang adalah Systoechus sp., burung dan laba-laba. Selain itu patogen seperti Metarhizium anisopliae merupakan musuh belalang. Metarhizium anisopliae merupakan bahan biopestisida yang sanggup mengendalikan 70-90% hama belalang.
- Tikus (Rattus argentiventer), hama ini biasanya menyerang tanaman jagung manis yang ditanam di lahan sawah. Tikus memakan tongkol muda yang sedang matang susu, umumnya tikus memakan tongkol dari ujung hingga pertengahan pangkal. Pengendalian hama tikus secara organik adalah dengan memburu dan membasmi tikus dari sarangnya.
Disamping hama, budidaya jagung manis tidak terlepas dari serangan
penyakit yang disebabkan oleh bakteri, virus maupun cendawan. Berikut
beberapa penyakit yang sering menyerang tanaman jagung manis terutama
yang ditanam di daerah tropis:
- Bule (Peronosclespora Maydis), gejala penyakit bule adalah permukaan daun bergaris-garis putih sampai kuning diikuti dengan warna coklat. Kemudian kerusakan menyerang tongkol. Penyakit ini bisa menyerang disepanjang musim tanam, namun kasus terbesar menyerang budidaya jagung manis yang ditanam diluar musim atau terlambat tanam. Serangan penyakit ini menyebabkan kerusakan yang besar, bisa menyebabkan kehilangan hinga 100%. Serangan penyakit bule bisa dihindari dengan pemilihan varietas benih yang tahan P. Maydis, memusnahkan tanaman terinfeksi, penanaman sesuai musim, dan rotasi tanaman.
- Karat (Puccinia sorghi), gejalanya terdapat bercak-bercak bisul berwarna coklat sampai oranye pada permukaan daun bagian atas. Penyakit ini biasanya menyerang jagung yang ditanam di daerah beriklim tropis hingga sedang. Penyakit ini berkembang baik pada suhu 16-23oC dengan kelembaban tinggi. Bisa dikendalikan dengan pemilihan varietas benih, menjaga sanitasi kebun dan aplikasi biopestisida apabila bisul muncul pada permukaan daun.
- Hawar daun (Helminthosporium turcicum), penyakit ini menyerang daun dengan gejala awal bercak-bercak kecil berbentuk oval yang berkembang menjadi hawar berwarna coklat keabu-abuan. Biasanya serangan ditemukan pada daun tua (bawah) kemudian menjalar ke daun muda (atas). Pada keadaan yang parah bisa menyababkan kematian pada tanaman dengan penampakan daun kering seperti terbakar. Untuk mengendalikannya gunakan varietas yang tahan, pengolahan tanah yang baik, penyiangan dan pengaturan jarak tanam. Pada budidaya jagung manis non-organik bisa diaplikasikan fungisida.
- Hawar daun (Curvularia sp.), cendawan ini menyebabkan hawar daun dengan gejala awal bercak tak beraturan di ujung daun, pusat bercak berwarna coklat keputihan dengan pinggiran coklat tua. Bercak meluas ke pangkal daun hingga membuat seluruh daun mengering. Penyakit ini cepat menyebar pada kondisi kelembaban dan curah hujan tinggi. Pengendaliannya dengan memilih varietas tahan, perbaikan drainase tanah, meningkatkan sanitasi kebun dan menghilangkan tanaman atau bagian tanaman yang terkena.
- Hawar pelepah (Rhizoctonia solani), gejalanya berupa busuk pada pelepah. Awalnya menyerang pada bagian tanaman yang terdekat dengan tanah kemudian menjalar ke bagian lain. Pada varietas tertentu bida menyerang hingga ke tongkol buah. Pengendaliannya dengan mengatur budidaya jagung manis ke musim kemarau, menanam varietas yang memiliki jarak tongkol dari tanah cukup tinggi, merompes daun-daun yang bersentuhan dengan tanah, menyiangi kebun, memotong bagian tanaman yang terserang dan mengaplikasikan rotasi tanaman.
Panen budidaya jagung manis
Jagung manis mulai berbunga setelah 50 hari. Sepuluh hari sebelum
panen utama, sebaiknya dilakukan panen jagung muda. Pada masa ini akan
tumbuh dua tongkol jagung, petik tongkol yang paling bawah. Pemanenan
tongkol muda dimaksudkan agar asupan nutrisi pada tongkol utama
tercukupi, sehingga hasilnya maksimal. Selain memetik tongkol muda,
papaslah daun bagian bawah sebanyak 2-3 helai. Apabila muncul kembali
tunas-tunas buah muda sebelum panen utama, petiklah sebagai panen
tambahan. Panen utama budidaya jagung manis bisa dilakukan setelah
tanaman berumur 65-75 hari.
Metode panen seperti ini cocok dilakukan untuk jenis tanaman jagung
manis satu tongkol. Jenis ini digunakan luas oleh para petani di
Indonesia, seperti varietas Seleksi Dramaga-2 (SD-2). Ada juga varietas
jagung manis 2 tongkol, dimana dua tongkol jagung dibiarkan tumbuh
hingga panen akhir.
sumber : http://alamtani.com/budidaya-jagung-manis-organik.html
0 Response to "Kiat sukses budidaya jagung manis organik"
Post a Comment