ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Kacang panjang atau Vigna Sinensis digolongkan kedalam
famili leguminosa. Famili leguminosa biasa dimanfaatkan petani sebagai
tanaman sela untuk memulihkan kandungan nitrogen tanah. Selain
bermanfaat sebagai tanaman sela, budidaya kacang panjang sangat
potensial secara ekonomi.
Budidaya kacang panjang dapat dilakukan di dataran tinggi hingga 800
meter dpl, maupun rendah. Suhu optimum pertumbuhannya ada di rentang
15-24oC dengan curah hujan 600-1500 mm per tahun. Sedangkan suhu maksimum yang bisa dicapai adalah 35oC dan suhu minimum 10oC.
Di Indonesia, budidaya kacang panjang bisa dilakukan sepanjang musim.
Namun kebiasaan petani menanamnya di awal musim hujan, terkecuali untuk
tanah sawah, petani biasanya menanam di musim kemarau. Kacang panjang
menyukai tipe tanah gembur yang terkena langsung sinar matahari dengan
drainase yang baik. Kandungan hara yang berlebih membuat tanaman tumbuh
subur, hanya produksi bijinya minim. Sedangkan di tanah yang unsur
haranya lebih rendah, daun tanaman tidak begitu subur namun produksi
bijinya bisa lebih baik.
Pengolahan lahan budidaya kacang panjang
Pengolahan tanah berupa pembajakan diperlukan apabila budidaya kacang
panjang dilakukan di tanah sawah atau tanah padat. Sedangkan untuk
tanah yang sudah gembur tidak diperlukan lagi pembajakan. Buatlah
bedengan di atas tanah yang sudah dibajak atau sudah gembur. Tanah yang
dibuat bedengan diusahakan sehalus mungkin agar perakaran tanaman dan
drainase berkembang baik.
Bila memungkinkan, bedengan dibuat sejajar arah timur-barat. Hal ini
berguna untuk memaksimalkan penyinaran matahari. Buat bedengan dengan
ukuran lebar 80-90 cm, dengan ketinggian 20-25 cm khusus untuk tanah
sawah bisa ditinggikan hingga 30 cm. Panjang bedengan disesuaikan dengan
lansekap lahan. Jarak antar bedengan dibikin selebar 40-50 cm.
Jarak selebar itu berguna untuk memudahkan proses perawatan dan
pemanenan yang dilakukan secara bertahap. Selain itu jarak antar
bedengan berfungsi sebagai saluran drainase, terutama bila kacang
panjang ditanam diawal musim hujan. Penggenangan air disekitar tanaman
harus benar-benar dihindari.
Pemupukan dilakukan pada saat pembuatan bendengan, pupuk diaduk
bersama tanah yang akan dibuat bedengan. Pupuk yang dianjurkan adalah
pupuk kompos atau pupuk kandang. Pupuk kandang yang bisa dipakai untuk
budidaya kacang panjang adalah kotoran ayam, sapi, kerbau, atau kambing.
Hanya perlu diperhatikan, pemberian pupuk kandang berupa kotoran ayam
saja tidak dianjurkan.
Sebaiknya pupuk kandang terdiri dari kotoran ayam dan kotoran sapi
(bisa juga kerbau atau kambing) dengan perbandingan 1:1. Apabila yang
tersedia hanya kotoran sapi, kerbau, atau kambing hendaknya sudah
benar-benar matang. Jumlah pemupukan yang dianjurkan adalah 20 ton per
hektar. Setelah dipupuk, biarkan tanah selama 4-5 hari sebelum benih
ditanam.
Penanaman benih kacang panjang
Kacang panjang lebih efektif ditanam secara langsung tidak disemaikan
terlebih dahulu. Pemilihan benih yang baik bisa dilihat secara fisik,
yaitu dari penampilannya yang mengkilap. Selain itu, benih yang baik
apabila direndam dalam air akan tenggelam tidak mengapung. Apabila benih
dibeli ditoko lebih baik benih telah diuji lembaga terpercaya.
Jarak tanam kacang panjang adalah 40 cm antar baris dan 30 cm dalam
baris, jadi dalam satu bedengan terdapat dua baris. Buatlah lubang
dengan cara ditugal pada setiap bedengan dengan memperhitungkan jarak
tanam di atas. Kemudian masukan 2-3 biji benih kacang panjang pada
setiap lubangnya, tutup dengan tanah. Kebutuhan benih untuk satu hektar
lahan sekitar 50 kg.
Perawatan budidaya kacang panjang
Perawatan yang harus diperhatikan adalah penyiraman atau pengairan.
Pada lahan beririgasi penyiraman bisa dilakukan dengan menggenangi lahan
dengan air. Setelah tanah dirasa lembab, air dikeluarkan lagi. Pada
lahan tadah hujan, terutama saat awal pertumbuhan benih, penyiraman
harus dilakukan secara manual.
Setelah tanaman berumur 15-20 hari, berikan pemupukan tambahan.
Pemupukan sebaiknya berupa pupuk kompos dengan jumlah 20 ton per hektar
dengan disebar disekitar tanaman. Setelah dipupuk, timbun dengan cara
menutup dengan tanah sekaligus meninggikan bedengan. Perlakuan ini
berguna untuk memperkuat cengkraman perakaran tanaman dan pupuk menyerap
kedalam tanah.
Setelah pemupukan susulan, pasang lenjeran pada setiap bedengan
karena kacang panjang sudah mulai membelit. Lenjeran merupakan sebuah
potongan bambu sepanjang 2 meter dengan lebar kira-kira 2 cm.
Cara memasang lenjeran adalah dengan menancapkan satu lenjeran
sedalam 10-15 cm di sekitar tanaman. Satu lenjeran untuk satu tanaman.
Setelah lenjeran ditancapkan, gabungkan 4 lenjeran yang saling
berdekatan pada ujung bagian atasnya, kemudian diikat. Lakukan
seterusnya pada setiap 4 lenjeran.
Penyiangan diperlukan apabila tumbuh gulma atau rumput dalam
bedengan. Lakukan penyiangan terutama pada awal tanaman tumbuh untuk
menghindari persaingan dalam mendapatkan nutrisi. Penyiangan dilakukan
dengan mencabut dengan tangan atau dipapas dengan arit.
Apabila diperlukan, untuk merangsang keluarnya bunga semprotkan pupuk
organik cair pada tanaman kacang panjang. Cara pemberiannya, encerkan
satu liter pupuk organik cair dalam 10 liter air. Setiap satu liter
pupuk yang telah diencerkan cukup untuk menyemprot 10 meter persegi
tanaman.
Hama dan penyakit dalam budidaya kacang panjang
Salah satu faktor pembatas produktivitas kacang panjang adalah
serangan hama dan penyakit. Hama yang sering dijumpai pada budidaya
kacang panjang antara lain:
- Kutu hitam dan kutu putih, menghisap cairan pada daun sehingga mengakibatkan bercak kuning pada daun. Pada gilirannya akan menganggu proses fotosintesis daun sehingga produksi tidak maksimal.
- Kepik daun, mengakibatkan lubang-lubang pada daun dengan bentuk yang tidak beraturan.
- Penggerek polong, pada polong muda akan tampak lubang-lubang kecil dan bijinya habis dimakan. Pada polong tua akan ditemukan bercak-bercak coklat dan didalamnya terdapat ulat hijau beserta kotorannya.
- Ulat grayak, menyerang seluruh bagian tanaman yang terdapat dipermukaan tanah. Serangan bisa hebat dan meluas hingga menghabiskan seluruh areal tanaman.
Penyakit yang bisa dijumpai pada budidaya kacang panjang adalah
penyakit karat dan bercak daun Cercospora. Namun penyakit pada kacang
panjang lebih jarang ditemukan dibanding serangan hama.
Penanganan hama dan penyakit yang bisa dilakukan dalam budidaya
kacang panjang secara organik hanya menggunakan pestisida hayati seperti
larutan gadung dan kipait. Namun biasanya penanganan dengan pestisida
hayati tidak berlangsung lama, oleh karenanya penanganan secara manual
malah lebih efektif. Pengambilan kumbang secara manual sangat mungkin
dilakukan, biasanya dalam lahan berukuran 100 meter per segi bisa
terdapat kumbang 50-100 ekor.
Selain itu bisa juga dilakukan pencegahannya berupa perbaikan
drainase dan mencabut tanaman yang mati. Juga dengan memakai benih yang
benar-benar bebas dari penyakit, melakukan rotasi tanaman.
Hasil panen budidaya kacang panjang
Budidaya kacang panjang sudah siap dipanen setelah 45-50 hari. Buah
yang siap dipanen berwarna hijau keputihan. Cara panen dilakukan dengan
cara dipetik, biasanya periode panen kacang panjang dalam satu kali
siklus budidaya sebanyak 15-18 kali. Hasil produksi kacang panjang
bergantung pada banyak variabel, diantaranya jenis varieatas tanaman,
mutu benih dan pemeliharaan. Budidaya kacang panjang yang baik
menghasilkan panen lebih dari 35 ton per hektar.
Cara memetik buah saat panen menentukan produktivitas panen
berikutnya. Ada dua cara untuk memetik buah kacang panjang. Pertama,
mematahkan tangkai buah ke arah yang berlawanan dengan lekukan buah yang
menempel pada buah. Kedua dengan cara memutar buah hingga terlepas dari
tangkainya. Kedua cara tersebut bisa menghindarkan kerusakan pada bunga
atau buah yang belum siap panen.
sumber : http://alamtani.com/budidaya-kacang-panjang-organik.html
0 Response to "Budidaya Kacang Panjang Yang Benar"
Post a Comment